Ada-ada saja ide Haji Sisnugraha ini. Warga Tangerang punya hobi turing ini, pengin santai saat riding. Kaki nggak usah injak tanah dan ngebut abiz di jalan lengang. Pilihannya, motor roda tiga alias trike. Gilanya, bukan basisnya dari sepedamotor, entah itu mesin kecil atau motor gede (moge), tapi pakai mesin mobil. Dan incarannya mesin Mitsubishi Lancer Evolution yang mempunyai performa cukup besar.
Pertimbangannya, umumnya trike memakai mesin gerak belakang membuat bentuknya jadi panjang. beda sama Lancer Evolution yang inline (segaris) berkapasitas 1.600 cc. Dipadu dengan girboks Mitsubishi L300 bisa dipasang di depan dan gardan Peugeot 505 yang sudah diamputasi biar padat.
Kombinasi sistem penggerak ini lantas diletakkan pada sasis tubular yang dirancang bergaya chopper. Mulus! Ergonometri motor ini amburadul. "Saat berkendara mesin bergetar walau sudah dipasang engine mounting," keluh Sis - sapaan akrab Sisnugraha. Apalagi saat belok, pantatnya ngebuang nggak karuan. Ketua Bhayangkara Otomotif tangerang ini lantas melakukan perbaikan.
Saat dalam proses perbaikan ketemu sohibnya, Conefo yang pakar ergonometri mobil jip dari kampung Paburuan Gunung Sindur, Bogor. Pertemuan ini bukan suatu yang aneh. Pasalnya, Sisnugraha juga penyka off-road. Setelah diteliti, "Hitungnannya salah semua," papar Conefo.
Konstruksi gardan, lanjut Conefo, girboks dan suspensi nggak presisi. Pantas aja motor bergetar hebat saat riding. Akibatnya, banyak komponen mengalami kerusakan. ban cepat gundul, sasis tertarik dan bengkok, gardan mudah patah. "Tak cuma itu, sudut trail yang nggak bener bikin motor jadi berat saat handling," bilang Conefo.
Di bengkelnya, motor pun direhab habis. Hasilnya, Sisnugraha girang bukan kepalang. ia lantas mencoba riding trike ini ke Pelabuhan Ratu. Di perjalanan, motor dipinjamkan ke temannya. Mungkin karena keenakan saat digeber akhirnya motor menabrak dan hancur berantakan. Bersyukur nggak patah semangat dan kembali diperbaiki demi menuju kesempurnaan.
Di sini kesabaran Pak Haji diuji.
Pertimbangannya, umumnya trike memakai mesin gerak belakang membuat bentuknya jadi panjang. beda sama Lancer Evolution yang inline (segaris) berkapasitas 1.600 cc. Dipadu dengan girboks Mitsubishi L300 bisa dipasang di depan dan gardan Peugeot 505 yang sudah diamputasi biar padat.
Kombinasi sistem penggerak ini lantas diletakkan pada sasis tubular yang dirancang bergaya chopper. Mulus! Ergonometri motor ini amburadul. "Saat berkendara mesin bergetar walau sudah dipasang engine mounting," keluh Sis - sapaan akrab Sisnugraha. Apalagi saat belok, pantatnya ngebuang nggak karuan. Ketua Bhayangkara Otomotif tangerang ini lantas melakukan perbaikan.
Saat dalam proses perbaikan ketemu sohibnya, Conefo yang pakar ergonometri mobil jip dari kampung Paburuan Gunung Sindur, Bogor. Pertemuan ini bukan suatu yang aneh. Pasalnya, Sisnugraha juga penyka off-road. Setelah diteliti, "Hitungnannya salah semua," papar Conefo.
Konstruksi gardan, lanjut Conefo, girboks dan suspensi nggak presisi. Pantas aja motor bergetar hebat saat riding. Akibatnya, banyak komponen mengalami kerusakan. ban cepat gundul, sasis tertarik dan bengkok, gardan mudah patah. "Tak cuma itu, sudut trail yang nggak bener bikin motor jadi berat saat handling," bilang Conefo.
Di bengkelnya, motor pun direhab habis. Hasilnya, Sisnugraha girang bukan kepalang. ia lantas mencoba riding trike ini ke Pelabuhan Ratu. Di perjalanan, motor dipinjamkan ke temannya. Mungkin karena keenakan saat digeber akhirnya motor menabrak dan hancur berantakan. Bersyukur nggak patah semangat dan kembali diperbaiki demi menuju kesempurnaan.
Di sini kesabaran Pak Haji diuji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar