Kamis, 4 Desember 2008 | 18:40 WIB
JAKARTA, KAMIS - Banyak fans setia Honda di Indonesia berharap, kehadiran bebek Blade akan membawa angin segar datang dengan teknologi lebih canggih, yaitu sistem injeksi bahan bakar seperti saudara kembarnya di Thailand, yaitu CZ-i 110 atau Click-i. Kenyataannya, Blade masih mengandalkan karburator.
Sosok dan penampilan Blade sama persis dengan CZ-i yang diluncurkan di Thailand Juli lalu. Hal itu tampak dari desain bodi, lampu, tutup setang, knalpot dan jok. Kalau pun ada berbeda, adalah roda dan lapisan luar muffler. Jika CZ-i masih mengandalkan pelek jari-jari, Blade menggunakan “cast wheel” atau pelek sport . Sedangkan grafis bentuk dasarnya masih sama, namun kombinasi warna berbeda.
Karena masih mengandalkan karburator, saat tanya-jawab antara wartawan dengan manajemen PT Astra Honda Motor (AHM), pertanyaan pertama yang muncul: ”Mengapa Honda tidak menggunakan sistem injeksi pada Blade, seperti produk yang sama di Thailand?”. Jawaban yang dilontarkan Johannes Loman, Direktur Pemasaran PT AHM adalah, “Dengan menggunakan karburator harga Blade, lebih kompetitif dan terjangkau buat sebagian besar konsumen Indonesia.”
Untuk produk terbarunya ini, AHM menawarkan harga Rp 13,5 juta (on the road) untuk Jakarta dan sekitar. Jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan SupraX 125 PGM-FI yang ditawarkan dengan harga Rp Rp 16,1 saat ini. Harga Blade hampir mendekat Supra X 125R dengan pelek standar (bukan “cast wheel”).
Karena posisi Blade berada antara Revo (100 cc) dan Supra X 125R (125 cc), maka AHM mengategorikannya sebagai produk total baru dengan segmen baru pula.
Daya tarik Blade adalah penampilan yang lebih sproty hampir sama dengan CS (City Sport). Ini terlihat dari desain lampu depan dan penempatannya. Pada Blade, lampu depan tidak lagi pada setang, tetapi pada “kap” atau sayap depan. Dengan cara ini, lampu depan dan sein tidak ikut berbelok bersama setang ketika digerakkan ke kanan atau kiri. Lampu depan ini disatukan dengan lampu sein yang berada di kedua sisinya.
Bentuk fender atau sepatbor depan juga berbeda. Honda menilai bentuknya lebih sporty dan gaya. Desain lampu belakangnya cukup gaya dengan kombinasi warna putih dan merah. Penyempurnaan desain bebek ini dibandingkan dengan produk Honda terdahulu adalah posisi setang yang menekuk ke dalam. Honda menyebut bergaya “racing”. Dengan ini, diharapkan, motor yang ditarget untuk anak muda ini, akan mudah melakukan manuver di tikungan.
Rangka Blade merupakan hasil rancangan baru. Menurut Honda, rangka ini lebih kokoh dan disesuaikan dengan kemampuan atau performa mesin yang lebih galak dibandingkan dengan Revo atau Fit.
Pada bagian depan, antara antara jok dengan setang, diberi “cover” atau tutup dengan posisi yang lebih tinggi dibandingkan bebek biasa. Mirip dengan yang digunakan pada Suzuki Arashi dan Yamaha Jupiter MX.
Tambahan lain adalah pelindung mesin yang berada di samping kanan berupa besi batangan kecil yang ditekuk dan dipasang dekat footstep. Knalpot, pada bagian muffler dilapisi warna dirancang dengan bentuk oval. Untuk mencegah roda berhenti berputar saat rantai copot, Honda melengkapinya dengan stopper.
Mesin
Untuk sumber tenaga, Honda menggunakan mesin SOHC dengan kapasitas 109,1 cc. Tenaga yang dihasilkan mencapai 8,46PS @7500 rpm dan torsi 0,86 kgf-m @5500 rpm. Jadi, performanya berada antara Revo dan Supra 125.
Meski begitu, menurut K. Fujihara, Leader R&D Honda, Blade lebih irit 5% dibandingkan Revo. Hal itu bisa diperoleh karena mesin Blade merupakan generasi baru dari Honda. Mesin ini gesekan beberapa komponennya lebih rendah dibandingkan mesin Honda lainnya. Antara piston dan rocker arm (pelatuk katup), bentuk silinder yanng “off-set”, piston dengan semportan oli terbalik, bobotnya yang lebih ringan dan anti-gores. Dengan pengembangan tersebut, selain konsumsi bahan bakarnya lebih irit, Honda mengklaim mesin Blade ini ramah lingkungan atau memenuhi standar Euro-2.
Spesifikasi :
Dimensi
Panjang ................................ 1.855 mm
Lebar .................................. 709 mm
Tinggi ................................. 1.071 mm
Jarak sumbu roda ....................... 1.221 mm
Jarak terendah ke permukaan jalan ...... 147 mm
Berat .................................. 96,8 kg
Sasis
Rangka ................................. Back bone
Suspensi Depan ......................... Teleskopik
Suspensi Belakang ...................... Lengan ayun, peredam kejut ganda
Ban Depan .............................. 70/90-17M/C 38P
Ban Belakang ........................... 80/90-17 M/C44P
Rem Depan .............................. Cakram
Rem Belakang ........................... Teromol
Kapasitas tangki ....................... 3,7 liter
Mesin
Tipe ................................... 4 langkah, SOHC
Kapasitas .............................. 109,1 cc
Pendingin .............................. Udara
Diameter x langkah ..................... 50 x 55,6 mm
Sosok dan penampilan Blade sama persis dengan CZ-i yang diluncurkan di Thailand Juli lalu. Hal itu tampak dari desain bodi, lampu, tutup setang, knalpot dan jok. Kalau pun ada berbeda, adalah roda dan lapisan luar muffler. Jika CZ-i masih mengandalkan pelek jari-jari, Blade menggunakan “cast wheel” atau pelek sport . Sedangkan grafis bentuk dasarnya masih sama, namun kombinasi warna berbeda.
Karena masih mengandalkan karburator, saat tanya-jawab antara wartawan dengan manajemen PT Astra Honda Motor (AHM), pertanyaan pertama yang muncul: ”Mengapa Honda tidak menggunakan sistem injeksi pada Blade, seperti produk yang sama di Thailand?”. Jawaban yang dilontarkan Johannes Loman, Direktur Pemasaran PT AHM adalah, “Dengan menggunakan karburator harga Blade, lebih kompetitif dan terjangkau buat sebagian besar konsumen Indonesia.”
Untuk produk terbarunya ini, AHM menawarkan harga Rp 13,5 juta (on the road) untuk Jakarta dan sekitar. Jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan SupraX 125 PGM-FI yang ditawarkan dengan harga Rp Rp 16,1 saat ini. Harga Blade hampir mendekat Supra X 125R dengan pelek standar (bukan “cast wheel”).
Karena posisi Blade berada antara Revo (100 cc) dan Supra X 125R (125 cc), maka AHM mengategorikannya sebagai produk total baru dengan segmen baru pula.
Daya tarik Blade adalah penampilan yang lebih sproty hampir sama dengan CS (City Sport). Ini terlihat dari desain lampu depan dan penempatannya. Pada Blade, lampu depan tidak lagi pada setang, tetapi pada “kap” atau sayap depan. Dengan cara ini, lampu depan dan sein tidak ikut berbelok bersama setang ketika digerakkan ke kanan atau kiri. Lampu depan ini disatukan dengan lampu sein yang berada di kedua sisinya.
Bentuk fender atau sepatbor depan juga berbeda. Honda menilai bentuknya lebih sporty dan gaya. Desain lampu belakangnya cukup gaya dengan kombinasi warna putih dan merah. Penyempurnaan desain bebek ini dibandingkan dengan produk Honda terdahulu adalah posisi setang yang menekuk ke dalam. Honda menyebut bergaya “racing”. Dengan ini, diharapkan, motor yang ditarget untuk anak muda ini, akan mudah melakukan manuver di tikungan.
Rangka Blade merupakan hasil rancangan baru. Menurut Honda, rangka ini lebih kokoh dan disesuaikan dengan kemampuan atau performa mesin yang lebih galak dibandingkan dengan Revo atau Fit.
Pada bagian depan, antara antara jok dengan setang, diberi “cover” atau tutup dengan posisi yang lebih tinggi dibandingkan bebek biasa. Mirip dengan yang digunakan pada Suzuki Arashi dan Yamaha Jupiter MX.
Tambahan lain adalah pelindung mesin yang berada di samping kanan berupa besi batangan kecil yang ditekuk dan dipasang dekat footstep. Knalpot, pada bagian muffler dilapisi warna dirancang dengan bentuk oval. Untuk mencegah roda berhenti berputar saat rantai copot, Honda melengkapinya dengan stopper.
Mesin
Untuk sumber tenaga, Honda menggunakan mesin SOHC dengan kapasitas 109,1 cc. Tenaga yang dihasilkan mencapai 8,46PS @7500 rpm dan torsi 0,86 kgf-m @5500 rpm. Jadi, performanya berada antara Revo dan Supra 125.
Meski begitu, menurut K. Fujihara, Leader R&D Honda, Blade lebih irit 5% dibandingkan Revo. Hal itu bisa diperoleh karena mesin Blade merupakan generasi baru dari Honda. Mesin ini gesekan beberapa komponennya lebih rendah dibandingkan mesin Honda lainnya. Antara piston dan rocker arm (pelatuk katup), bentuk silinder yanng “off-set”, piston dengan semportan oli terbalik, bobotnya yang lebih ringan dan anti-gores. Dengan pengembangan tersebut, selain konsumsi bahan bakarnya lebih irit, Honda mengklaim mesin Blade ini ramah lingkungan atau memenuhi standar Euro-2.
Spesifikasi :
Dimensi
Panjang ................................ 1.855 mm
Lebar .................................. 709 mm
Tinggi ................................. 1.071 mm
Jarak sumbu roda ....................... 1.221 mm
Jarak terendah ke permukaan jalan ...... 147 mm
Berat .................................. 96,8 kg
Sasis
Rangka ................................. Back bone
Suspensi Depan ......................... Teleskopik
Suspensi Belakang ...................... Lengan ayun, peredam kejut ganda
Ban Depan .............................. 70/90-17M/C 38P
Ban Belakang ........................... 80/90-17 M/C44P
Rem Depan .............................. Cakram
Rem Belakang ........................... Teromol
Kapasitas tangki ....................... 3,7 liter
Mesin
Tipe ................................... 4 langkah, SOHC
Kapasitas .............................. 109,1 cc
Pendingin .............................. Udara
Diameter x langkah ..................... 50 x 55,6 mm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar